BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
dan Macam Lingkungan Bisnis
Lingkungan bisnis adalah keseluruhan hal-hal atau
keadaan di luar badan usaha atau industri yang memengaruhi kegiatan organisasi.
Macam – macam lingkungan dikelompokkan menjadi :
1) Lingkungan
yang berpengaruh langsung atau direct
action element terhadap operasi bisnis.
Lingkungan
ini meliputi :
a. Konsumen
b. Supplier
( penyedia bahan baku )
c. Pesaing
d. Organisasi
pekerja
e. Media
f. Institusi
keuangan
g. Group
pemerhati khusus
h. Pemerintah
Kegiatan
operasional bisnis akan di pengaruhi langsung dari lingkungan tersebut di atas.
Lingkungan ini di sebut juga sebagai lingkungan mikro dan di sebut juga external stakeholders.
2)
Lingkungan yang tidak
berpengaruh langsung atau in – direct action element terhadap
operasi bisnis.
Lingkungan
ini meliputi :
a. Linkungan
ekonomi yaitu kondisi sistem ekonomi
yang terjadi dan yang akan terjadi pada tempat perusahaan tertentu beroperasi,
missalnya : pertumbuhan, inflasi, krisis ekonomi, penghasilan masyarakat dan
sebagainya.
b. Lingkungan
politik yaitu kondisi dan sikap para pemimpin dan para wakil rakyat pembuat
peraturan perundangan.
c. Lingkungan
social budaya yaitu kondisi dari sikap, keinginan, pengharapan, pendidikan,
adat istiadat, agama dan hal- hal lain dari masyarakat.
d. Lingkungan
teknologi yaitu kondisi dari perkembangan pengetahuan yang di miliki oleh
manusia mengenai cara – cara melakukan sesuatu.
e. Lingkungan
alam yaitu kondisi tersedianya bahan – bahan dari alam untuk input produksi.
f. Lingkungan
hukum yaitu kondisi adanya aturan perundangan yang berisi larangan – larangan,
syarat – syarat hokum untuk suatu tindakan.
g. Lingkungan
etika yaitu kumpulan mengenai norma – norma praktis tentang kelakuan pribadi
yang di terima masyarakat umum.
h. Lingkungan
internasional yaitu segala kondisi yang berada di luar wilayah Negara.
Lingkungan
ini akan mempengaruhi operasinal organisasi bisnis secara tidak langsung .
B.
faktor
ekonomi pengaruhi kinerja bisnis
Kinerja
kebannyakan bisnis di pengaruhi oleh tiga faktor ekonomi yaitu pertumbuhan
ekonomi,inflasi dan tingkat suku bunga. Di bawah ini akan kami jelaskan tentang
ketiga hal tersebut.
1) Pertumbuhan
ekonomi
Kondisi
ekonomi merefleksikan kondisi bisnis nyata. Apabila terjadi peningkatan
pertumbuhan ekonomi maka konsumsi dan permintaan cenderung meningkatdan
mendorong penerimaan perusahaan, sebaliknya pertumbuhan ekonomi yang menurun
mengakibatkan konsumsi dan permintaan menurun dan mengurangi penerimaan
perusahaan. Besaran sensitifitas atas pertumbuhan ekonomi tiap-tiap industri
berbeda. Perusahaan sebagai bagian dari lingkungan ekonomi perlu mencermati
situasi dan kondisi ekonomi. Manajemen perlu bersikap antisipatif terhadap
peluang dan ancaman lingkungan makro khususnya pertumbuhan ekonomi.
Ø Indicator
pertumbuhan ekononomi
a) Produk
domestic bruto (PDB )
Produk
Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) adalah total
produk yang dihasilkan semua pihak yang berada dalam wilayah nasional suatu
negara, baik sebagai warga negara maupun bukan. Dalam perhitungan PDB akan
dimasukkan semua output, baik yang dihasilkan oleh warga negara maupun warga
negara asing yang.
Pertumbuhan
PDB memiliki pengaruh kuat terhadap dunia bisnis. Semakin tinggi pertumbuhan
ekonomi akan meningkatkan pendapatan masyarakat yang selanjutnya akan mendorong
daya beli. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan meningkatkan
peluang bisnis, meningkatkan penjualan dan laba perusahaan. Sebaliknya jika PDB
rendah maka akan berdampak negatif terhadap dunia bisnis.
b) Tingkat
penganguran
Indicator
pengangguran yang bermacam – macam sebaiknya di monitor kerena dapat memberikan
indikasi apakah kondisi ekonomi mengalami perubahan atau tidak.
Empat
tipe penganguran adalah sebagai berikut :
a. Pengangguran
karena friksi (penganguran natural ) yaitu orang yang menganggur karena
menunggu pekerjaan yang lainnya.
b. Pengangguran
musiman yaitu orang ynag jasanya tidak di perlukan dalam beberapa musim.
c. Pengangguran
siklis yaitu orang yang menganggur karena kondisi ekonomi yang buruk.
d. Pengangguran
structural yaitu orang yang menganggur karena tidak mempunyai keterampilan yang
cukup.
2) Inflasi
Inflasi
adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus
(kontinu). Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai
mata uang secara kontinu. Inflasi berdampak terhadap menurunnya daya beli dan
konsumsi masyarakat. Penyebab Inflasi dapat dibedakan menjadi:
1. Cost-push
inflation (market power inflation): Tingginya harga disebabkan oleh
tingginya biaya.
2. Demand-pull inflation:
Tingginya harga disebabkan oleh kuatnya permintaan pelanggan atas produk
Selain
itu inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari
dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal dari
dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang
dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga
bahan makanan menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah
inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa
terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan
tarif impor barang.
3)
Tingkat
suku bunga
Permintaan atas barang
dan jasa juga dipengaruhi oleh faktor suku bunga. Peningkatan suku bunga
cenderung merubah pola konsumsi. Konsumsi cenderung menurun dan menabung
cenderung meningkat. Dari sisi perusahaan, peningkatan suku bunga mendorong
biaya meningkat dan pada akhirnya harga jual juga meningkat. Perubahn dalam
tingkat suku bunga di pasar dapat mempengaruhi pengeluaran biaya bunga
perusahaan karena pinjaman yang di minta oleh bank atau kreditor lain untuk
perusahaan adalah berdasarkan tingkat suku bunga pasar.
Ketiga faktor di atas dapat di
lihat dari gambar berikut :
C. Faktor
Ekonomi Pengaruhi Harga Pasar
Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi harga pasar yaitu :
a.
Pendapatan
konsumen
Pendapatan
konsumen menentukan jumlah barang dan jasa yang dapat di beli oleh individu.
Suatu pertumbuhan ekonomi tingkat tinngi mengakibatkan pendapatan lebih bagi
konsumen. Apabila pendapatan konsumen naik, mereka mungkin minta kuantitas
lebih besar dari barang dan jasa tertentu yaitu , jadwal permintaan untk
berbagai barang dan jasa mungkin tergeser keluar sebagai reaksi pendapatan yang
lebih tinggi, yang dapat mengakibatkan harga lebih tinggi.
Sebaliknya,
ketika tingkat pendapatan konsumen menurun, mereka mungkin minta kuantitas yang
lebih kecil untukk produk tertentu. Misalnya, pada 1990an ,tingkat pendapatan
rata – rata di amerika turun secara substansial dalam area tertentu di mana
perusahaan mengandalkan kontrak pemerintah ( seperti membangun peralatan misil
dan sebagainya ). Pemerintah federal memotong semua pengeluaran seperti ini
yang berakibat pekerjaan berkuarang dalam area tertentu di Negara ini.
Bersamaan dengan pendapatan menurun, permintaan untuk rumah baru dalam area ini
juga turun, menyebabkan surplus rumah baru. Perusahaan yang sedang membangun
rumah baru di paksa untuk menurunkan harganya karena ada surplus. Jadi intinya
adalah Apabila pendapatan konsumen naik, maka
permintaan akan barang./jasa akan naik yang mengakibatkan harga lebih
tinggi. Sebaliknya jika pendapatan konsumen menurun, maka permintaan untuk produk
tertentu menurun.
b.
Preferensi
konsumen
Sejak
preferensi konsumen untuk suatu produk berubah,kuantitas permintaan produk oelh
konsumen juga berubah. Ada banyak contoh produk yang harganya naik sebagai
reaksi permintaan naik.
Apabila
produk menjadi kurang terkenal,permintaan untuk produk berkurang.akibatnya
surplus mungkin memaksa perusahaan menurunkan harganya untuk menjual apa yang
mereka hasilkan. Misalnya, ketika pakean tertentu menjadi kurang terkenal,
pabrik pakaian menjual pakaian ini dengan harga diskon untuk menghilangkan
surplusnya. Jadi intinya adalah Apabila selera konsumen untuk suatu produk berubah,
maka kuantitas permintaan produk oleh konsumen juga berubah, yang mempengaruhi
harga jual.
c.
Biaya
produksi
Faktor
lain yang dapat mempengaruhi harga adalah perubahan dalam biaya produksi.
Ketika perusahaan mengalami biaya lebih rendan, mereka bersedia menawarkan
(memproduksi ) lebih untuk harga tertentu. Ini mengakibatkan suatu surplus
produk,memaksa perusahaan menurunkan harga supaya dapat menjual semua yang
mereka produksi.misalnya harga compact disc music telah menurun setiap tahun
sejak pertama kali di perkenalkan .
Ketika
biaya perusahan naik akibat sebaliknya akan terjadi misalnya perusahan asuransi
yang telah menerima asuransi south florida homes di permulaan tahun 1990
mengalami biaya tinggi sesudah adanya hurricane Andrew .beberapa perusahan ini
memutuskan tidak lagi menawarkan jasa asuransi di florida selatan.perusahaan
perusahaan yang masih bersedia memberikan asuransi dapat menaikkan harga
mereka. Dalam kondisi biaya lebih rendah, perusahaan memproduksi lebih yang
mengakibatkan surplus produk dan memaksa perusahaan menurunkan harga agar
produk dapat terjual. Ketika biaya
perusahaan naik, maka akibat sebaliknya akan terjadi.
D. Pengaruh
Kebijakan Moneter dan Fiskal Pada Kondisi Ekonomi
Pemerintah
dapat mempengaruhi bisnis dengan menerapkan peraturan atau dengan membuat
kebijakan yang mempengaruhi kondisi ekonomi, yaitu Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal
•
Kebijakan
Moneter
kebijakan
moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah Negara untuk mencapai
tujuan tertentu.
Kebijakan
Moneter oleh Pemerintah dapat
mempengaruhi tingkat suku bunga sehingga berpengaruh juga pada biaya produksi
yaitu apabila modal kerja dibiayai dengan dana pinjaman sehingga harga perubah
naik atau turun yang akan mempengaruhi harga pasar yang pada gilirannnya berpengaruh terhadap tingkat
permintaan dan penawaran dan juga apabila konsumen mempergunakan dana pinjaman
untuk pembelian, maka perubahan suku bunga akan mempengaruhi tingkat permintaan.
•
Kebijakan
Fiskal
Kebijakan
Fiskal adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mendapatkan
dana-dana dan kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah untuk membelanjakan
dananya tersebut, atau dengan kata lain, kebijakan fiscal adalah kebjakan
pemerintah yang berkaitan dengan penerimaan atau pengeluaran Negara. Beberapa
kebijakan fiscal yang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi yaitu sebagai berikut
:
¨
Kebijakan
Fiskal terhadap tingkat pajak pribadi, dapat mempengaruhi perilaku pengeluaran
konsumen. Demikian juga terhadap pajak korporasi yang mempengaruhi pendapatan
perusahaan.
¨
Kebijakan
pajak cukai terhadap barang tertentu
akan mempengaruhi biaya produksi yang akan dibebankan kedalam harga produk.
¨
Kebijakan
fiskal mempengaruhi penerimaan negara,
yang apabila lebih kecil dari pada pengeluaran akan terjadi defisit anggaran belanja. Jika defisit anggaran ditutup dengan dana pinjaman, maka permintaan
akan dana akan tinggi yang akan mengakibatkan naiknya tingkat suku bunga.
Berikut adalah gambar skema
kebijakan pemerintah mempengaruhi kinerja bisnis
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Lingkungan bisnis adalah keseluruhan hal hal
mengenai keadaan eksternal yang dapat berpengaruh terhadap perusahaan, Kinerja
kebanyakan bisnis sangat tergantung pada tiga faktor ekonomi makro, yaitu :
pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan tingkat suku bunga. Ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi harga pasar yaitu pendapatan konsumen,prefensi konsumen,dan
biaya produksi. Selain itu Pemerintah juga
dapat mempengaruhi bisnis dengan menerapkan peraturan atau dengan membuat
kebijakan yang mempengaruhi kondisi ekonomi, yaitu Kebijakan Moneter dan
Kebijakan Fiskal
DAFTAR PUSTAKA
Madura,
Jeff.2001. Pengantar Bisnis,Edisi 1.Jakarta : Salemba Empat
Basri.
2005. Bisnis Pengantar, Edisi pertama. Yogyakarta : BPFE
0 comments:
Post a Comment