PENTINGNYA JATI DIRI
BAGI REMAJA
Berbicara
mengenai remaja memang sangat unik, bukan hanya remaja merupakan sosok unik ketika
menjalani fase perubahan fisik namun juga dari perubahan non fisik yang penuh
gejolak, potensi dan kedinamisan. Remaja laki-laki dengan mengalami perubahan
suara, adanya jakun, atau mulai tumbuhnya payudara pada perempuan menunjukan
adanya perubahan fisik. Sedangkan perubahan non fisik yakni meliputi kelabilan
emosi, perkembangan jiwa, dan pembentukan karakter yang sering ditemui dari
berbagai gejala perilakunya. Fase seperti ini dikenal oleh para pakar psikologi
dengan proses pencarian jati diri dan pemahaman diri.
Masa remaja adalah masa yang menyenangkan, selain itu masa remaja juga merupakan masa yang sangat menarik untuk di perhatikan karena pada masa ini remaja di hadapkan oleh berbagai masalah dan tantangan, baik masalah yang berasal dari dalam perkembangan dirinya maupun masalah dengan lingkungannya.
Masa remaja adalah masa yang menyenangkan, selain itu masa remaja juga merupakan masa yang sangat menarik untuk di perhatikan karena pada masa ini remaja di hadapkan oleh berbagai masalah dan tantangan, baik masalah yang berasal dari dalam perkembangan dirinya maupun masalah dengan lingkungannya.
Fase remaja adalah fase transisi dari fase
anak-anak menuju dewasa. Fase remaja adalah fase dimana seorang anak sedang
mencari jati dirinya. Definisi dari jati diri itu adalah suatu pengetahuan
tentang siapa diri kita ini. Sedangkan sebagian
orang berpendapat bahwa arti jati diri adalah suatu manifestasi ideologi hidup
seseorang. Jati diri sendiri merupakan bagian dari sifat seseorang yang muncul
dengan sendirinya mulai dari kecil, kemudian sifat bawaan kadang juga
terpengaruh dengan faktor lingkungan tempat seseorang hidup dan dibesarkan.
Status
masa remaja dalam kisaran umur 17-25 tahun merupakan status yang memerlukan
pembinaan dan pemupukan jati diri, sebagai wahana untuk menumbuhkan nilai,
persepsi, dan sikap yang positif serta produktif dalam menjalani lintasan
kehidupan selanjutnya. Bagi sebagian besar remaja, selama mengalami status ini
dinamika kehidupan modernitas telah mewarnai mereka dengan gaya hidup, atribut
kelompok yang menjadi panutan, dan perilaku konsumsi produk atau jasa yang menjadi
produk ekspresi diri.
Kita
tentu sudah tidak asing mendengar istilah seorang anak yang sedang mencari jati
diri, hal ini sering terungkap karena dalam proses pembentukan karakter yang
sebenarnya pada diri seseorang adalah pada masa pancaroba, yaitu masa peralihan
dari anak-anak menuju dewasa.
Proses mencari jati diri diperoleh dengan berbagai cara, seperti timbulnya rasa ingin tahu, mengumpulkan informasi,,melakukan eksperimen, penyimpulan dan sampai pada puncaknya pembentukan karakater. Selama masa remaja ini berlangsung, di kalangan remaja akan muncul banyak masalah yang mengincar kehidupan para remaja. Permasalahan remaja itu tergolong permasalahan yang paling kompleks di dunia. Mulai dari masalah pacar, masalah sekolah, masalah pergaulan, masalah penampilan dan lain sebagainya. Namun, permasalahan tersebut sebenarnya adalah sebuah proses pencarian jati diri yang nantinya bakal menjadi sebuah sebab dari kedewasaan. Pada masa pencarian jati diri, setiap individu berusaha menemukan dan menanyakan identitas dirinya.
Proses mencari jati diri diperoleh dengan berbagai cara, seperti timbulnya rasa ingin tahu, mengumpulkan informasi,,melakukan eksperimen, penyimpulan dan sampai pada puncaknya pembentukan karakater. Selama masa remaja ini berlangsung, di kalangan remaja akan muncul banyak masalah yang mengincar kehidupan para remaja. Permasalahan remaja itu tergolong permasalahan yang paling kompleks di dunia. Mulai dari masalah pacar, masalah sekolah, masalah pergaulan, masalah penampilan dan lain sebagainya. Namun, permasalahan tersebut sebenarnya adalah sebuah proses pencarian jati diri yang nantinya bakal menjadi sebuah sebab dari kedewasaan. Pada masa pencarian jati diri, setiap individu berusaha menemukan dan menanyakan identitas dirinya.
Pada fase remaja ini pula, emosional masih
labil dan ego cenderung dikedepankan. “Pengennya yang enak-enak aja, soal
nyesel entar bisa belakangan” sehingga remaja cenderung tidak peka terhadap
lingkungan. dengan keadaan emosional
remaja yang masih labil dan belum memiliki pendirian yang kokoh dalam proses
pencarian jati dirinya, pengaruh lingkungan yang kurang kondusif dapat membuat
remaja treombang-ambing dan bahkan dapat terjerumus ke dalam pergaulan bebas
dan lani-lainnya yang menyangkut kenakalan remaja.
Saat
ini, banyak sekali para remaja yang mengalami krisis jati diri. Mereka tidak
tahu harus bersikap, berprinsip, berharap dan berbuat apa di tengah arus
kehidupan yang mewarnai mereka dengan keragaman pola pikir yang menawarkan
sebuah kebenaran mereka masing-masing. Banyak sekali para remaja hanyut dalam
apa yang mereka sebut pencarian jati diri, tanpa memahami benuk jati diri itu
sendiri dalam kehidupan. Hasilnya, beberapa dari mereka malah kehilangan
jati diri mereka dan terus tersesat didalamnya.
Krisis
jati diri ini seringkali di sebabkan oleh angapan remaja yang merasa hidup yang
mereka jalani di batasi oleh aturan yang dibuat oleh orang lain, entah itu
orang tua kita, guru kita, norma masyarakat dan agama. Hasilnya, yang tumbuh
malah pembangkangan terhadap semua aturan tersebut, dengan alasan mencari jati
diri. Kita beranggapan bahwa jati diri kita mengatakan “tidak” pada semua
aturan itu. Padahal hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi, yang perlu kita
lakukan adalah mencari nilai kebenaran dari aturan yang ada, sembari menimbang
kembali proporsi antara hak dan kewajiban kita dalam sistem kehidupan yang kita
jalani sekarang.
Krisis
jati diri selain di sebabkan oleh anggapan remaja yang menganggap bahwa
hidupnya di atur juga dapat di sebabkan pula oleh keinginan mereka untuk
mengejar penghargaan dari lingkungan, Pendapat
bahwa jati diri seringkali dibentuk oleh lingkungan bisa jadi bumerang bagi
yang mengutarakannya. Karena lingkungan kita juga belum tentu menemukan
jati diri mereka. Yang benar, lingkungan menawarkan sebentuk pola pikir yang
sering hadir dikehidupan seseorang, sosial jati diri seseorang, itu menolaknya
atau mengikuti pola pikir lingkungan. Itulah yang mengubah pola pikir
seseorang. Jadi, lebih tepat untuk dikatakan bahwa lingkungan memberikan sebuah
pertanyaan untuk dijawab oleh jati diri seseorang. Bila seseorang gagal
menjawabnya dengan cara yang baik, maka orang tersebut akan mengalami krisis
jati diri dan hanya mengejar pengakuan atas nilai-nilai dari orang lain yang
belum tentu telah menemukan jati dirinya seumur hidupnya.
Selain
itu pandangan sempit dan terbatas dalam kehidupan mereka juga menjadi penyebab
krisis jati diri paling krusial dan sangat sulit untuk diberantas. Tidak jarang
kita hanya menerima kehidupan dalam 3 golongan, yaitu hidup enak, tidak enak
dan biasa-biasa saja. Sekalipun penggolongan tersebut tidaklah sepenuhnya
salah, akan tetapi perameter yang digunakannya sering kali menyesatkan, yaitu
harta. Jadi, cara paling cepat untuk menemukan jati diri adalah dengan mencari
kebenaran yang tanpa cacat, bukan hanya terlihat baik saat ini, tapi juga
nanti, sampai kita keliang lahat sekalipun. Dan kunci untuk menuntun kita pada
jati diri adalah dengan membiarkan nurani kita hidup, dan jangan pernah
berhenti mempertanyakan kebermanfaatan hidup kita.
Melihat peristiwa dalam kurun waktu setahun ini,
di setiap sudut media massa, baik cetak maupun online hampir tidak pernah lepas
dari topik kenakalan remaja mulai dari tawuran, free sex, hingga kasus tabrakan
maut oleh anak seorang public pigure atau artis. Melalui kasus-kasus
tersebut dapat ditelusuri akar permasalahannya secara fundamental, apakah hanya
bagian dari pencarian jati diri yang tak terarah, ataukah bentuk dari sensasi
semata. Setidaknya dengan cara seperti itu publik akan menyorot nama mereka,
dan akan berkembang opini masyarakat mengakui keberadaan remaja itu sendiri.
Banyak orang yang tidak mengenal jati
diri sendiri, sehingga membuat mereka sulit untuk menentukan hal-hal apa saja
yang patut dan tidak patut untuk dilakukan oleh mereka dalam menjalani
kehidupan sehari-hari. Alasan inilah yang membuat kita perlu mengetahui
bagaimana cara menemukan jati diri sendiri, sehingga kita tidak mudah untuk
terpengaruh dengan orang lain disekitar kita.
Supaya
remaja dapat memahami jati dirinya dengan benar dan menemukan hakikat yang
didambakannya serta tercerahkan dalam sistem pendidikan yang tepat, maka
hendaknya ia memperhatikan hal-hal berikut ini yaitu : yang pertama adalah
belajar atau menuntut ilmu, merupakan kewajiban mutlak bagi setiap remaja. Ilmu
yang luas merupakan mutiara yang paling berharga bagi pemuda yang dapat
membantunya dalam mengarungi kehidupan yang benar. Pengetahuan adalah instrumen
penting dalam kehidupan. Oleh karena itu, membaca kitab-kitab agama adalah
jalan untuk menambah dan memantapkan akidah. Manusia yang kurang pengetahuan
tidak akan mampu mengetahui tugas dan kewajiban yang Tuhan bebankan padanya dan
pada akhirnya ia tidak dapat memahami makna kehidupan yang hakiki.
Yang
kedua yaitu berfikir, ilmu adalah alat untuk memahami banyak hal, baik yang
tertulis maupun yang tidak tertulis. Kemampuan memahami dan menjawab
problematika kehidupan sangat tergantung kepada kadar pemikiran
seseorang. Dengan kata lain, kekuatan dan keluasan berpikir seseorang akan
menempatkannya pada posisi yang mulia. Jadi, berpikir secara sehat adalah
pembimbing ideal dalam mengatasi setiap kejadian dan problematika kehidupan.
Yang
ketiga yaitu mempertebal keimanan kita, dimaksud dengan iman adalah keyakinan
hati terhadap keberadaan pencipta alam semesta dan menerima serta mentaati
segala perintah dan firman-Nya. Semakin kuat keimanan seseorang, maka
manifestasinya semakin jelas dalam berbagai dimensi wujud manusia. Oleh karena
itu, barangsiapa yang dalam kehidupannya menempatkan Tuhan sebagai pengawasnya
maka ia semakin percaya diri, termotivasi dan memiliki pelindung.
Yang
keempat yaitu berbuat baik, berbuat baik menjadikan manusia mudah dalam meraih
tujuan dan cita-citanya sebagaimana disinggung dalam Al Qur’an bahwa perbuatan
baik menyebabkan perkembangan dan penyempurnaan berbagai potensi orang mukmin
yang terpendam. Kita mengetahui dengan baik bahwa pendidikan agama memiliki
pengaruh kuat terhadap perbuatan baik dan juga terhadap ilmu serta iman. Karena
untuk itu, perbuatan yang terbaik adalah mengamalkan kewajiban agama kita, dan
hendaknya kita memotivasi orang lain untuk berbuat baik dan mencegah dari
perbuatan amoral. Dengan meningkatkan dasar iman, kiranya dapat menjadi modal
penting bagi seseorang untuk mendapatkan jalan yang benar dalam menghadapi
berbagai perubahan penting kehidupan dengan tawakal kepada Allah sehingga ia
berhasil meraih tujuannya.
Remaja
selaku generasi muda penerus bangsa sangat penting untuk mengetahui jati
dirinya jati diri ini penting untuk dibangun karena remaja memerlukan pemahaman
tentang sosok dirinya yang dilahirkan dan dibesarkan sebagai insan bangsa. Rasa
memiliki kebangsaan yang terpatri dikalangan remaja akan menumbuhkan persepsi
dan sikap berbangsa yang tangguh atas pentingya menjunjung martabat keberadaan
bangsanya sendiri dihadapkan pada atmosfir globalisasi yang diwarnai dengan
persaingan antar bangsa di dunia, yang merambah tanpa sekat. Kepekaan
dan kewaspadaan atas potensi infiltrasi budaya dan perilaku yang dapat
merusak jati diri bangsa, melemahkan daya saing bangsa, dan bahkan cenderung
mengeksploitasi sumber daya bangsa, harus dapat dipahami oleh remaja.
Remaja
selaku insan muda yang sepatutnya memiliki percaya diri untuk membangun masa
depan yang gemilang. Kegamangan dan kegelisahan remaja yang muncul sebagai
akibat mengikuti arus gaya hidup, kelompok panutan, dan konsumerisme harus
dapat digantikan dengan kesadaran mempersiapkan dan menumbuhkan kompetensi diri
sehingga timbul keyakinan diri mampu dan membentuk kehidupan masa
depan bangsa yang lebih baik.
Remaja selaku insan
muda yang sepatutnya memiliki kepekaan sosial dan gagasan untuk melakukan
rekayasa sosial masyarakat di lingkungannya. Kepekaan sosial merupakan
elemen jati diri yang penting untuk dibina dan dikembangkan bagi remaja, bahkan
sepatutnya kepekaan sosial ini harus diasah dan ditumbuhkan sejak dini, dalam
membentuk tatanan hidup bermasyarakat dan berbangsa yang bermartabat.
Masa
pencarian identitas diri adalah masa yang sangat penting. Untuk itu peran
orangtua sangat penting membantu mereka menghadapi masa-masa ini dengan
membantu mereka mengenali dirinya secara mendalam.
Peran
orangtua bisa dilakukan dengan memberikan stimulasi, menemukan dan mengenali bakat
serta potensi anak. Orangtua juga bisa membantu anak mengenali temperamen dan
kepribadiannya agar ia bisa beradaptasi dengan lingkungan sosialnya dan mampu
memecahkan masalah. Anak juga dituntut mulai menyadari bakat yang dimilikinya,
menyadari bahwa ia akan punya tujuan hidup berupa cita-cita. Orangtua bisa
membantunya dengan mengenalkan model atau tokoh idolanya.
Orangtua juga harus memberi nilai-nilai kehidupan (living values) yang positif.
Umumnya,
yang terjadi di masa ini adalah anak memperoleh pemahaman tentang seperti apa
dirinya, melalui aktivitas yang ia lakukan, prestasi yang ia capai,
pengembangan diri yang ia lalui, hingga hubungan bersama orang lain
disekitarnya. Misalnya saja seperti apa dirinya menurut teman-teman dan orang
disekitarnya.
Di
masa remaja, anak-anak sedang senang bereksperimen, dan orangtua hanyalah
mengarahkan bukan menentukan anak. Bantu anak mengenali diri dan berikan
pemahaman bahwa setiap orang memiliki kualitas positif dalam dirinya yang
tinggal menunggu untuk ditemukan akan dikembangkan.
Remaja
bukanlah “macan sirkus” yang harus digurui, disalahkan lantas dicambuk. Bukan
pula rerumput yang hanya dibiarkan menjalar begitu saja tanpa guna.
Mereka ingin dirangkul, dibimbing dan diperhatikan dengan segenap intuisi
dan intelektualisasi. Dengan demikian proses pencarian jati diri remaja
akan terarah, sehingga besar peluang tercipta karakter remaja yang tidak hanya
mengandalakan pola pikir tetapi juga berakhlakul karimah.
Jati
diri remaja adalah hal penting untuk dibangun, karena remaja memerlukan
pemahaman tentang sosok dirinya yang dilahirkan dan dibesarkan sebagai generasi
penerus bangsa. Dan rasa percaya diri itu faktor penting untuk membangun masa
depan yang gemilang.
Membentuk
dan membangun jati diri merupakan hal yang sangat sulit dan penuh resiko.Untuk
itu peran orang tua sangat diperlukan untuk pembentukan jati diri remaja yang
baik. Pemahaman yang diberikan orangtua di masa pengembangan diri ini, kelak akan
membantu anak mengenali dirinya, beradaptasi dengan lingkungan serta menghadapi
tantangan kehidupan berupa tantangan karier dan lain sebagainya. Selain itu,
orangtua harus berperan sebagai pendukung (supporter) dan pemberi motivasi
(motivator).
DAFTAR PUSTAKA
Mohammad
Ali Shomadi.Mengenal Diri. Jakarta: PT. Lentera Basritama, 2000
0 comments:
Post a Comment