Sunday, 28 February 2016

makalah dasar- dasar manajemen tentang kepemimpinan


BAB I
PENDAHULUAN

  A.   LATAR BELAKANG
Manajemen dalam bahasa Inggris berarti mengelola atau mengatur. Manajemen sebagai ilmu merupakan bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Manajemen merupakan suatu sistem yang setiap komponennya menampilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan. Manajemen sebagai sistem memiliki fungsi-fungsi pokok yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling).
Manajemen memiliki pengaruh bagi seseorang/sekelompok orang untuk bertindak. Sama halnya dengan manajemen, kepemimpinan pun memiliki pengaruh bagi seseorang /sekelompok orang untuk bertindak. Kepemimpinan akan berjalan jika ada keputusan yang akan dijalankan, demikian juga manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan dapat mencapai tujuan jika dijalankan oleh seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan.
Sebenarnya kepemimpinan menunjukkan keadaan yang sangat kompleks karena kepemimpinan tidak hanya berkenaan urusan individu saja tetapi berkenaan pula dengan urusan orang banyak (sosial). Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai kepemimpinan dalam manajemen.

  B.   RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan dalam manajemen ?
2.      Apa perbedaan antara kepemimpinan dengan manajer ?
3.      Apa sajakah teori-teori kepemimpinan yang terdapat dalam manajemen ?
4.      Apa sajakah kekuasaan, kewenangan, dan gaya dari kepemimpinan ?
  C.    TUJUAN PENULISAN
1.      Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan dalam manajemen.
2.      Untuk mengetahui perbedaan antara kepemimpinan dengan manajer.
3.      Untuk mengetahui teori-teori kepemimpinan dalam manajemen.
4.      Untuk mengetahui kekuasaan, kewenangan, dan gaya dari kepemimpinan.
























BAB II
PEMBAHASAN

  A.   PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Dalam bahasa Indonesia "pemimpin" sering disebut pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan menurut istilah pemimpin adalah orang yang mempunyai wewenang dalam pengambilan keputusan suatu organisasi. Kepemimpinan merupakan sifat dari pemimpin dalam memikul tanggung jawabnya secara moral dan legal formal atas seluruh pelaksanaan wewenangnya yang telah didelegasikan kepada orang-orang yang dipimpinnya. Owen dalam Sudarmiani menyimpulkan kepemimpinan sebagai fungsi kelompok non individu, terjadi dalam interaksi dua orang atau lebih, dimana seseorang menggerakkan yang lain untuk berpikir dan berbuat sesuai yang diinginkan.

  B.   PERBEDAAN KEPEMIMPINAN & MANAJER
Perbedaan kepemimpinan dengan manajer
Manager
Leadership
1.    Building and maintaining an organizational structure (membangun dan mengembangkan struktur organisasi)
Building and maintaining an organizational culture (membangun dan mengembangkan kultur organisasi)
2.    Path- following (merujuk pada alur kepengikutan)
Path- finding (merujuk pada alur penemuan)
3.    Doing thing right (mengerjakan sesuatu yang benar)
Doing the right thing (mengerjakan sesuatu dengan benar)
4.    The manager maintains, relies and control (mengedepankan pemeliharaan dan pengendalian)
The leader develops, inspires trust (mengembangkan dan menginspirasi kepercayaan)
5.    A preoccupation with the here-and-now of goal attainment (beranjak dengan “disini dan sekarang” dari pencapaian tujuan)
Focused on the creation of a vision about a desired future state (berfokus pada upaya mengkreasi tentang masa depan yang diinginkan)
6.    Managers maintain a low level of emotional involvement (memelihara level rendah keterlibatan emosional)
Leaders have empathy with other people and give attention to what event and action means (mempunyai empati terhadap orang lain dan memberi perhatian pada setiap peristiwa dan makna tindakan)
7.    Designing and carry out plant, getting things done, working effectively with people (mendesain dan membawa rencana, mendorong tindakan, dan bekerja efektif dengan orang)
Establishing a mission, giving a sense of direction (memantapkan misi dan membangkitkan rasa untuk mencapai arah tertentu)
8.    Being taught by the organization (mengembangkan pikiran dari organisasi)
Learning from the organization (belajar dari organisasi)


  C.    TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
Beberapa teori-teori tentang kepemimpinan, antara lain :
1.     Teori Kepemimpinan Sifat (Trait Theory)
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan “The Greatma Theory”. Dalam perkembangannya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat-sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat-sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.

2.     Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecenderungan ke arah dua hal, yaitu :
·         Konsiderasi merupakan kecenderungan seseorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan, dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
·         Struktur Inisiasi merupakan kecenderungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh : bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas.

3.     Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.

4.      Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.

5.     Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.





   D.   KEKUASAAN, KEWENANGAN, DAN GAYA KEPEMIMPINAN
1.     Kekuasaan
      Kekuasaan dalam arti yang sebenarnya adalah kekuatan untuk mengendalikan orang lain sehingga orang lain sama sekali tidak punya pilihan, karena tidak berdaya untuk menentukan diri sendiri atau tidak mengetahui bagaimana memperoleh sumber daya yang mereka perlukan. Pelopor pertama yang mempergunakan istilah kekuasaan adalah sosiolog kenamaan Max Weber. Dia merumuskan kekuasaan itu sebagai suatu kemungkinan yang membuat seorang aktor dalam hubungan sosial berada dalam suatu jabatan untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan yang menghilangkan halangan.
      Menurut Hersey dan Goldsmith, ada tujuh kekuasaan yaitu:
a.      Kekuasaan paksaan adalah kekuasaan berdasarkan rasa takut. Pemimpin memiliki kemampuan untuk mengenakan hukuman/pemecatan.
b.      Kekuasaan legitimasi adalah kekuasaan yang bersumber pada jabatan yang dipegang oleh seorang pemimpin. Secara normal, semakin tinggi posisi seorang pemimpin, semakin besar kekuasaan legitimasinya.
c.       Kekuasaan keahlian adalah kekuasaan yang bersumber dari keahlian , kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang diwujudkan lewat rasa hormat, dan pengaruhnya terhadap orang lain.
d.      Kekuasaan penghargaan adalah kekuasaan yang bersumber dari kemampuan untuk menyediakan penghargaan atau hadiah bagi orang lain.
e.      Kekuasaan referensi adalah kekuasaan yang bersumber pada sifat-sifat pribadi dari seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang tinggi kekuasaan referensinya, pada umumnya disenangi dan dikagumi orang lain karena kepribadiannya.
f.        Kekuasaan informasi adalah kekuasaan yang bersumber karena adanya akses informasi yang dimiliki oleh pemimpin yang dinilai sangat berharga oleh pengikutnya.
g.      Kekuasaan hubungan adalah kekuasaan yang bersumber pada hubungan yang dijalin oleh pimpinan dengan orang-orang penting dan berpengaruh baik diluar dan didalam organisasi.

2.     Kewenangan
Wewenang sering dikatakan otorita. Otorita adalah hak yang dimiliki pimpinan atau pejabat tertentu untuk mengambil keputusan, melakukan tindakan atau meninggalkan suatu tindakan. Sedangkan menurut Newman dalam wewenang merupakan hak kelembagaan menggunakan kekuasaan dan wewenang dibedakan menjadi:
a.      Wewenang hukum, yaitu wewenang yang dimiliki seseorang untuk menegakkan hukum, mewakili dan bertindak atas nama organisasi.
b.      Wewenang teknis, yaitu seseorang dianggap pakar pada suatu hal.
c.       Wewenang berkuasa, yaitu sumber utama yang berhak melakukan tindakan.
d.      Wewenang operasional, yaitu seseorang diperbolehkan melakukan tindakan tertentu.
Menurut Max Weber, ada tiga tipe dasar kewenangan/otoritas resmi yaitu:
Ø  Otoritas legal, rasional
Otoritas ini menyangkut keyakinan akan legalitas pola aturan baku dan hak mereka yang tinggi untuk kewenangan sesuai aturan pemerintah. Otoritas dipegang oleh perintah impersonal secara hukum dan meluas ke orang dengan berdasarkan kantor mereka pegang. Kekuatan pejabat pemerintah ditentukan oleh kantor-kantor yang mereka ditunjuk atau dipilih karena kualifikasi masing-masing. Selama individu memegang kantor-kantor mereka memiliki sejumlah kekuasaan tapi begitu mereka meninggalkan kantor rasional-hukum otoritas mereka hilang.
Ø  Otoritas tradisional
Legitimasi dan kekuatan untuk kontrol diturunkan dari masa lalu dan kekuatan ini dapat dilaksanakan dengan cara yang cukup diktator. Hal ini bisa agama suci atau spiritual yang  pelan-pelan berubah budaya atau suku keluarga atau struktur marga jenis.
Ø  Otoritas kharismatik
Otoritas karismatik ada ketika kontrol orang lain didasarkan pada karakteristik pribadi seseorang seperti keahlian etis heroik atau agama yang luar biasa. Pemimpin karismatik dipatuhi karena orang merasa ikatan emosional yang kuat kepada mereka.

3.     Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.Gaya tersebut bisa berbeda – beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif, dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan. Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward (baik ekonomis maupun nonekonomis) berartitelah digunakan gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi yang diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.
Selain gaya kepemimpinan di atas masih terdapat gaya lainnya.
·         Otokratis
Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan digunakan. Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.
·         Partisipasif
Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak.
·         Demokrasi
Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan pemimpin yang demokrasis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
·         Kendali Bebas
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa dan tanggung – jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri.












BAB III
PENUTUP
  A.   KESIMPULAN
Pemimpin adalah orang yang mempunyai wewenang dalam pengambilan keputusan suatu organisasi. Kepemimpinan sebagai fungsi kelompok non individu, terjadi dalam interaksi dua orang atau lebih, dimana seseorang menggerakkan yang lain untuk berpikir dan berbuat sesuai yang diinginkan. Banyak gaya kepemimpinan yang dirumuskan dari hasil penelitian. Pada dasarnya untuk memilih gaya kepemimpinan dibutuhkan penyesuaian dengan situasi organisasi yang dipimpin. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan. Jadi, rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya.

  B.   SARAN
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.
Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.

Komentar